GGS; Ganteng Ganteng Stupid?
hewan. Sebut aja ‘Ganteng Ganteng
Serigala’, lalu muncul ‘Manusia Harimau’, mungkin bulan depan bakal muncul
‘Ternyata Aku Aslinya Hamster’, dan nggak tahu bakal berapa banyak lagi hewan
yang akan terpaksa menanggung malu karena namanya ‘disinetronkan’.
Sobat gaulislam, sinetron-sinetron
seperti yang sudah disebutkan di atas itu kebanyakan isinya cuma tentang
pacaran, rebutan cewek/cowok, bukannya belajar di sekolah malah cinta-cintaan,
sampai menjurus pada kemusyrikan. Lho kok kemusyrikan sih? Iya lah, karena
Allah Ta’ala itu nggak pernah menciptakan manusia dalam bentuk serigala yang
bisa berubah bentuk menjadi manusia. Makhluk yang diciptakan Allah untuk
meninggali bumi ini dengan beban hukum, yakni manusia dan jin. Allah Ta’ala
berfirman, “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka beribadah kepada-Ku.” (QS adz-Dzaariyaat [51]: 56)
Nah kan, jelas banget dalam ayat
tersebut nggak ada disebut-sebut manusia serigala ataupun manusia harimau?
Islam melarang keras pemeluknya untuk mempercayai hal-hal klenik seperti itu.
Konten lainnya pun nggak kalah
ngeselin. Seperti yang kita semua udah tahu nih, yang namanya sinetron itu
pasti nggak bakal bisa lepas dengan mengumbar percintaan cewek-cowok yang belum
mahram, bahkan kadang belum cukup umur. Parahnya lagi nih, cinta-cintaannya tuh
udah nggak kenal tempat. Sekolah yang harusnya adalah tempat menuntut ilmu,
malah dijadikan tempat paling asyik untuk pacaran. Lihat aja di GGS, 80% latar
belakang ceritanya ada di sekolah. Betul nggak? Hayoo… yang sering nonton pasti
tahu.
Ngerusak cara pandang dan akhlak
Bro en Sis
rahimakumullah, pembaca setia gaulislam. Sebenarnya kalian nyadar nggak sih,
kalau sinetron-sinetron yang ada saat ini bisa merusak akhlak dan mengobrak
abrik mindset kita? Kalian tahu nggak, banyak banget lho penonton
sinetron-sinetron itu dari kalangan anak-anak! Bahkan anak-anak yang belum
baligh aja udah dicecokin dengan hal hal yang begituan.
Di dalam
sinetron, kita dilihatin gimana orang sukses itu: punya fisik yang proporsional,
mobil mewah, pacar cantik/ganteng, masuk sekolah favorit, dan punya kekayaan
yang melimpah, yang nggak jelas juga datangnya dari mana. Masyarakat Indonesia
diajak berpikir instan bahwa yang namanya sukses itu ya seperti apa yang udah
disebutin di atas. Kalau belum seperti di atas, maka
kalian belum sukses. Waduh!
Jelas ini bertentangan banget dengan
nilai Islam, bahwa kesuksesan seseorang itu diukur dari tingkat ketakwaannya
kepada Allah Ta’ala, ketaatannya terhadap ajaran Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wa sallam, dan kepatuhannya pada setiap perintah dan larangan yang bersumber
dari Islam. Jelas sekali bahwa kesuksesan seorang muslim itu diukur dari
akhiratnya, bukan dunianya.
Sinetron-sinetron tersebut sudah
mencuci ribuan otak remaja muslim dan mengalihkan mereka dari urusan akhirat
yang paling penting, dan hanya melihat dan berfokus pada urusan dunia yang fana
dan sementara ini. Sebuah media seharusnya menuturkan dan merefleksikan fakta
yang terjadi di masyarakat. Namun yang terjadi, sebuah masyarakat yang
rata-rata penghasilan perharinya cuma Rp 30 ribu malah dicekokin dengan
gambaran kehidupan glamour yang serba enak binti mudah. Akhirnya, kita cuma
bisa nonton doang dan ngimpi. Harapan yang nggak sesuai dengan kenyataan. Maka
terjadilah kontraproduktif. Udah usaha sekuat tenaga bekerja, masih aja nggak
bersyukur. Nggak pernah merasa puas.
Sobat gaulislam, sinetron-sinetron
itu pun akhirnya bikin otak otak para remaja cuman diisi dengan cinta dan
pacaran, bukannya diisi dengan ilmu pengetahuan agama yang jauh lebih penting. Sinetron udah
bikin pandangan kalian jadi sempit banget terhadap masalah yang tengah terjadi.
Terbukti, sekarang remaja udah nggak peduli lagi dengan lunturnya akhlak dan
akidah para remaja muslim di Indonesia yang terjadi secara drastis. Para remaja
udah nggak mau peduli lagi dengan situasi politik dalam negeri yang kacau
balau, udah nggak ambil pusing lagi sama masalah kemiskinan yang nggak ada
selesai-selesainya terjadi di negeri ini. Udah
pada sibuk mikirin cinta dan pacaran sih. Udah lupa!
Padahal guys, Islam melarang keras
perbuatan yang disebut pacaran ini, karena dapat menjerumuskan kita pada
perzinahan. Allah Ta’ala sudah menjelaskan hal ini sejelas ikan yang kelihatan
dari luar akuarium. Dalam surat al-Israa’ ayat 32 Allah Ta’ala berfirman, “Dan
janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan
yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”
Oya, dampak yang timbul dari
perzinahan juga banyak banget dan semuanya negatif! Hamil di luar nikah,
penularan penyakit seksual berbahaya, aborsi, dan hal-hal lain yang nggak
banget deh kalau sampai terjadi sama remaja muslim seperti kamu. Belum lagi,
berzina itu dosanya gede lho! Jangan sampai deh!
Nyari untung dengan cara yang salah
Mungkin kalian bakalan bertanya-tanya,
kenapa sih sinetron-sinetron yang kualitasnya nggak bagus-bagus amat dan
pesannya kacau itu masih tayang? Tentu aja penyebabnya karena sinetron-sinetron
itu mampu mengeruk keuntungan yang sangat besar. Terbukti, sinetron-sinetron
tersebut menduduki posisi rating yang tinggi, dan iklannya pasti bejibun. Makin
lama durasi tayang sinetronnya, makin banyak iklan. Sementara iklan buat
tayangan prime time yang memiliki rating tinggi pasti mahal
banget.Hitungannya per detik lho. Silakan hitung sendiri keuntungannya.
Sobat gaulislam, tentu aja para
produser sinetron-sinetron sampah semacam ini nggak mau begitu aja ngelepas
ladang emas yang gede banget ini. Lihat aja, dari dulu yang namanya sinetron
pasti nggak ada matinya. Mati satu, tumpahlah darah suci itu, eh, maksudnya
mati satu tumbuh seribu, begitu pepatahnya.
Padahal Bro en Sis, mengeruk
keuntungan dengan cara seperti itu tentu aja salah. So, dengan tetap
ditayangkannya sinetron-sinetron tersebut, tentu aja makin banyak anak-anak dan
remaja yang teracuni pikirannya. Belum lagi, bisa mengurangi produktivitas.
Contohnya aja, kamu yang seharusnya belajar malah nonton GGS, atau seorang ibu
yang seharusnya mengurus rumah tangga malah nonton sinetron terus, jadi
mengurangi produktivitas deh.
Jelas banget kan, dampak dampak
negatif yang dapat ditimbulkan. Namun masalahnya ya itu tadi, sinetron-sinetron
beginian itu mantep banget buat nebelin kocek. Itu sebabnya, ditayangin terus deh.
Orientasinya cuma duit, duit, dan duit.
Kenapa hal ini
bisa terjadi? Karena, jelas sekali sodara-sodara, negara kita ini masih
memelihara subur paham materialisme dan kapitalisme, bahwa setiap hal pasti
dipandang dari sisi materi. Maka terciptalah sebuah kumpulan masyarakat yang
materialistis. Cuma mikirin uang, setiap perbuatannya pun pasti berlandaskan
keuntungan materiil yang bisa diraih. Akhirnya, aspek aspek lain pun diacuhkan.
Norma masyarakat lewat, aturan agama pun akhirnya diabaikan. Alasannya sih,
karena agama tidak boleh ikut mengurus urusan bernegara, karena agama hanya
dipandang sebagai sebuah ajaran yang hanya mengatur serangkaian ritual yang
disebut ibadah.
Stupid bener
dah. Mereka nggak ngerti, bahwa sebenarnya Islam itu adalah jalan hidup yang
sempurna banget, semuanya diatur. Bener lho, dari cara keluar WC sampai aturan
bernegara, semua ada dalam Islam. Sebagai muslim, kewajiban kita adalah
menjalankan semua itu tanpa keraguan dan kecuali. Bukan cuma mengambil bagian enak-enaknya aja dan membuang
yang lainnya, seperti yang dilakukan pemerintah kita. Hukum yang mengatur
ibadah haji diambil (karena subur fulus), hukum bernegara dibuang. Padahal
Allah Ta’ala sudah berfirman dengan sangat tegas dalam surat al-Baqarah ayat
208, “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam
keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya
syaitan itu musuh yang nyata bagimu.”
Sobat gaulislam, sinetron-sinetron
yang merusak seperti itu tidak mungkin akan diijinkan untuk ditayangkan dalam
sistem Islam. Sebelum izin aja mungkin udah ditonjok tuh produsernya. Jelas
aja, masa’ cari keuntungan dengan merusak akhlak orang lain, terutama anak-anak
dan remaja. Semua itu bisa terwujud jika kita ummat Islam mau menegakkan negara
yang berlandaskan Islam dan sesuai banget sama Islam, yakni Khilafah Islamiyah.
Percaya deh, nggak bakalan ada kedamaian di muka bumi ini tanpa adanya negara
khilafah yang berlandaskan Islam. Selama negara masih mengusung sistem
kapitalisme-sekulerisme yang diadopsi dari Barat, maka jangan harap GGS
berhenti tayang. Eh salah, maksudnya jangan harap keadilan dan ketentraman di
muka bumi ini bisa ditegakkan.
Lalu apa yang bisa kita lakukan
untuk mencegah diri kita sendiri dan keluarga serta teman-teman kita dari
keracunan pikiran yang sedang marak terjadi? Ada banyak sekali cara yang dapat
dilakukan, salah satunya adalah JANGAN DITONTON. Yap, cara ini cukup ampuh lho.
So, dengan tidak menonton, pikiran kita tidak akan terkontaminasi dan
secara otomatis ratingnya akan turun. Kalau rating turun, berarti rugi. Kalau
rugi, berhenti tayang deh. Lebih ampuh lagi kalau ngajak temen rame-rame untuk
memboikot tontonan-tontonan yang berpotensi merusak akidah dan akhlak remaja
muslim.
Cara berikutnya adalah dengan
berdakwah. Ya, sampaikan apa yang kalian tahu tentang bahaya yang didapat dari
tetap mengkonsumsi sinetron-sinetron tersebut. Sampaikan kepada teman-teman
atau keluarga kalian yang masih menonton, bahaya-bahaya yang bisa terjadi pada
isi otak kita jika sinetron-sinetron dengan pesan yang menyesatkan itu terus
kita tonton.
Jadilah remaja yang smart, yang
bertutur dan bertindak sesuai dengan apa yang telah diajarkan oleh Islam,
bukannya remaja stupid yang nggak ngerti apa-apa selain cinta-cintaan atau
remaja over stupid yang membangga-banggakan pemahaman pemahaman dari Barat yang
udah deh, nggak cocok banget diterapkan oleh seorang muslim, karena pasti
berujung kehancuran! Remaja dengan Islam, adalah remaja yang paling pinter,
paling smart. Jadi jangan malu, berbanggalah jadi muslim!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar